CatatanHadijahrachman

Sabtu, 11 Januari 2025

Mutasi Guru ke Kepsek

   Entah mengapa malam ini aku merasakan kesedihan yang begitu dalam, kesedihan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sebentar lagi aku harus meninggalkan SDN B'R5, tempat aku mengabdikan diri sejak November 1997. Perjalanan panjang ini dimulai sebagai tenaga honor daerah, lalu menjadi sukarelawan, kemudian kembali menjadi honor daerah, hingga akhirnya diangkat menjadi guru pada tahun 2008.

Dengan berbagai pertimbangan, aku memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan. Jarak antara tempat tinggal dan sekolah yang mencapai 31 hingga 36 kilometer terlalu jauh dan melelahkan, terutama bagi seorang perempuan. Keputusan ini memang berat bagi anak-anakku, tetapi mereka merelakannya demi keselamatanku. Aku membawa anak bungsu bersamaku, sementara kedua anakku yang lain tetap tinggal di rumah. Semoga Allah selalu menjaga mereka dalam setiap langkah.
Tentu saja, kebersamaan kami menjadi terbatas, dan ini mengurangi kebahagiaanku. Namun, aku yakin Allah akan meridhai pilihan ini. Aku berharap segala perjalananku diringankan, segala kebaikan dilancarkan, dan aku dijauhkan dari segala perbuatan yang buruk. Semoga Allah menjaga keluargaku dan memberikan jalan terbaik bagi kami.

Walaupun hubunganku dengan S' sedang tidak baik-baik saja, aku berharap ada solusi terbaik untuk kami berdua. Dengan hati yang penuh keikhlasan, aku menerima takdir Allah. Setiap hari aku beristighfar memohon ampunan-Nya. Aku memohon agar anak-anakku menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, sukses dunia dan akhirat, berbakti kepada kedua orang tua, serta dipertemukan dengan jodoh yang baik.

Namun, ada kekhawatiran yang membebani pikiranku. Penempatan tugas baru dari Dinas Pendidikan K’T' membuatku terkejut. Lebih mengejutkan lagi, aku diminta membayar uang sebesar dua setengah juta rupiah, yang aku tolak. Aku khawatir keputusan ini akan menghambat pekerjaanku, terutama terkait integritas, uji kompetensi, dan kenaikan jabatan. Sayangnya, praktik seperti ini masih terjadi, meski aku berpegang teguh pada prinsip untuk menolaknya.

Aku sadar risikonya besar, tetapi aku percaya sepenuhnya kepada Allah. Hanya Dia tempatku bersandar. Aku yakin Allah akan membantuku menjalani segala tantangan ini, karena Dialah Pemilik segala kekuasaan. Dengan keyakinan itu, aku akan terus melangkah dan menyelesaikan tugasku, apa pun yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GURU bAHAGIA

TERIMAKSIH LUKA

Hai, lelaki yang pernah kupercaya...   Kau, yang menabur janji bak benih di tanah subur hatiku,   Namun setiap musim hanya tumbuh duri—tajam...