Silakan Anda melakukan kegiatan di bawah ini secara mandiri, berdasarkan pemahaman Anda setelah membaca tentang 5 posisi kontrol.
Isilah kolom “Siapa yang Mengatakan” dengan posisi kontrol mana yang sering mengucapkan pernyataan-pernyataan yang tersedia.
1.“Saya kecewa sekali dengan kamu…”
• Pembuat orang merasa bersalah
• Pemantau
• Penghukum
• Teman
2. “Ibu kejar aku karena Ibu guru sayang aku.”
• Kesenangan
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kebebasan
3.“Aku hebat kan, bisa bikin Ibu guru kejar aku.”
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kesenangan
• Kebebasan
4.“Aku bosen belajar mewarnai terus di dalam kelas”.
• Kesenangan
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kebebasan
Lihatlah kedua garis posisi kontrol di bawah ini. Garis yang pertama adalah posisi kontrol Anda di rumah, mungkin sebagai seorang ibu/ayah/kakak/paman/bibi, dan garis kedua adalah posisi kontrol Anda di tempat kerja sebagai guru/kepala sekolah.
Bagaimana posisi kontrol Anda selama ini menjalankan disiplin positif di kedua tempat tersebut. Isi dan refleksikan posisi Anda selama ini di kedua garis tersebut.
Setelah pelatihan ini, cobalah mengisi garis posisi kontrol ini, dan bandingkan dengan posisi Anda setelah mengikuti pelatihan. Adakah perbedaan? Mengapa? Bagaimana untuk sampai di posisi Manajer, apa yang perlu terjadi?
Jawaban.
A.Siapa yang Mengatakan
1. “Saya kecewa sekali dengan kamu…”
• Pemantau
•Teman
• Pembuat orang merasa bersalah
• Penghukum
2. “Ibu kejar aku karena Ibu guru sayang aku.”
• Kesenangan
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kebebasan
3.“Aku hebat kan, bisa bikin Ibu guru kejar aku.”
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kesenangan
• Kebebasan
4.“Aku bosen belajar mewarnai terus di dalam kelas”.
• Kesenangan
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kebebasan
Dari pernyataan nomor 1 terlihat bahwa kalimat yang dikatakan oleh guru bermakna lebih halus namun kata-katanya cenderung menyalahkan murid.
Posisi kontrol pada kasus ini adalah membuat orang merasa bersalah karena menyatakan hal-hal yang merasa kesalahan ada padamurid dengan membuat seolah-olah guru menderita akibatnya murid akan merasa rendah diri dan menarik diri dari lingkungan.Untuk pernyataan nomor 2 sampai dengan nomor 4 (berisi tentang kebutuhan dasar manusia) tidak memiliki relevansi
terhadap pernyataan nomor 1 pada tugas siapa yang mengatakan.Seharusnnya untuk nomor 2-4 berisi tentang pernyataan lain yang dipergunakan pada posisikontrol lainnya.
B.Saat ini Anda Di mana?
Pada saat di rumah saya berperan sebagai Ibu yang berada di posisi kontrol pemantau. Saat di posisi pemantau, saya cenderung mengawasi perilaku anak- anak saya. Sebelumnya saya seringkali mengingatkan anak saya yang masih 6 tahun terkait bahaya apabila melakukan sesuatu yang dilarang. Kemudian apabila anak saya tetap melakukannya,sebagai contoh saya mengatakan apabila anak saya memanjat jendela nanti dia akan jatuh dan sakit dan bisa membuat dia menangis.
ketika hal tersebut terjadi, Karenanya saya tidak perlu menguras emosi dengan marah-marah padanya, karena dia sudah menerima konsekuensinya yaitu jatuh dan menangis. Biarpun pada akhirnya saya mendiamkannnya juga.
Sementara ketika di sekolah, saya memerankan posisi kontrol sebagai penghukum. Karena saya sering kali berhadapan dengan masalah-masalah yang diperbuat oleh murid di sekolah sebagaimana peran saya sebagai guru yang memantau murid di kelas dalam mendisiplinkan murid Saya juga terpaksa melakukan kekerasan fisik seperti
menghukum mereka yang tidak mengerjakan PR untuk membersihkan sampah di depan kelas, sementara untuk kekerasan verbal seperti
“kamu-kamu aja yang bermasalah”, berapakali lagi kamu harus dihukum di minggu ini? “Nanti saya kembali, semuanya harus sudah bersihya!”.
Saya senantiasa mempercayai bahwa hanya ada satu cara agar disiplin bisa
berjalan dengan baik dan berhasil, yaitu dengan cara saya. Dan saya meyakini bahwa perbuatan yang sepihak tersebut sering membuat murid saya sakit hati dan mendongkol.Saya memperlakukan anak dan murid saya dengan cara yang berbeda. Karena dari segi umur, saya tidak mungkin menghukum anak saya. Sementara kalau di sekolah saya berlaku sebagai penghukum karena
di sekolah ada tata tertib peraturan
sekolah yang harus dijalankan dimana di dalam tata tertib tersebut ada sanksi yang juga harus dijalankan agar menjadi contoh bagi teman yang lainnya. Kalau di rumah, saya hanya menerapkan konsekuensi
untuk keponakan saya sendiri.
Setelah mendapat pelatihan ini, saya memposisikan diri saya pada posisi kontrol
sebagai manajer. Untuk bisa sampai
ke sana, saya berusaha berkolaborasi
dengan murid untuk mengerjakan sesuatu bersama-sama termasuk membuat
keyakinan kelas. Saya juga terus berusaha untuk memotivasi mereka dalam mempertanggung jawabkan perilakunya serta tetap
mendukung murid dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh murid itu sendiri. Maka dari itu, saya juga harus memiliki keterampilan sebagai teman dan juga sebagai seorang pemantau dengan demikian ,bisa jadi dalam waktu tertentu saya menjadi teman dan juga pantau atau keduanya jika diperlukan dalam waktu
yang bersamaan. Namun langkah terakhir yang tak boleh diabaikan adalah saya akan tetap mendoakan murid saya agar mereka menjadi generasi yang beriman dan berakhlak mulia, bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan juga orang lain serta berguna bagi sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar