CatatanHadijahrachman

Sabtu, 30 September 2023

TUGAS 1.4.a.4.5 RESTITUSI 5 POSISI KONTROL

Silakan Anda melakukan kegiatan di bawah ini secara mandiri, berdasarkan pemahaman Anda setelah membaca tentang 5 posisi kontrol. 

Isilah kolom “Siapa yang Mengatakan” dengan posisi kontrol mana yang sering mengucapkan pernyataan-pernyataan yang tersedia.

1.“Saya kecewa sekali dengan kamu…”

• Pembuat orang merasa bersalah 

• Pemantau

• Penghukum

• Teman

2. “Ibu kejar aku karena Ibu guru sayang aku.”

• Kesenangan

• Cinta dan Kasih sayang

• Penguasaan

• Kebebasan

3.“Aku hebat kan, bisa bikin Ibu guru kejar aku.”

• Cinta dan Kasih sayang

• Penguasaan

• Kesenangan

• Kebebasan

4.“Aku bosen belajar mewarnai terus di dalam kelas”.

• Kesenangan

• Cinta dan Kasih sayang

• Penguasaan

• Kebebasan

Lihatlah kedua garis posisi kontrol di bawah ini. Garis yang pertama adalah posisi kontrol Anda di rumah, mungkin sebagai seorang ibu/ayah/kakak/paman/bibi, dan garis kedua adalah posisi kontrol Anda di tempat kerja sebagai guru/kepala sekolah.

Bagaimana posisi kontrol Anda selama ini menjalankan disiplin positif di kedua tempat tersebut. Isi dan refleksikan posisi Anda selama ini di kedua garis tersebut.

Setelah pelatihan ini, cobalah mengisi garis posisi kontrol ini, dan bandingkan dengan posisi Anda setelah mengikuti pelatihan. Adakah perbedaan? Mengapa? Bagaimana untuk sampai di posisi Manajer, apa yang perlu terjadi?

Jawaban.

A.Siapa yang Mengatakan
1. “Saya kecewa sekali dengan kamu…”
• Pemantau
•Teman
Pembuat orang merasa bersalah
• Penghukum
2. “Ibu kejar aku karena Ibu guru sayang aku.”
• Kesenangan
Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
• Kebebasan
3.“Aku hebat kan, bisa bikin Ibu guru kejar aku.”
• Cinta dan Kasih sayang
Penguasaan
• Kesenangan
• Kebebasan
4.“Aku bosen belajar mewarnai terus di dalam kelas”.
• Kesenangan
• Cinta dan Kasih sayang
• Penguasaan
Kebebasan

Dari pernyataan nomor 1 terlihat bahwa kalimat yang dikatakan oleh guru bermakna lebih halus namun kata-katanya cenderung menyalahkan murid
Posiskontrol pada kasus ini adalah membuat orang merasa bersalah karena menyatakan hal-hal yang merasa kesalahan ada padamurid dengan membuat seolah-olah guru menderita akibatnya murid akan merasa rendah diri dan menarik diri dari lingkungan.Untuk pernyataan nomor 2 sampai dengan nomor 4 (berisi tentang kebutuhan dasar manusia) tidak memiliki relevansi 
terhadapernyataan nomor pada tugas siapa yang mengatakan.Seharusnnya untuk nomor 2-4 berisi tentang pernyataan lain yang dipergunakan pada posisikontrol lainnya.

B.Saat ini Anda Di mana?


Pada saat di rumah saya berperan sebagai Ibu yang berada di posisi kontrol pemantau. Saat di posisi pemantau, saya cenderung mengawasi perilaku anak- anak saya. Sebelumnya saya seringkali mengingatkan anak saya yang masih 6 tahun  terkait bahaya apabila melakukan sesuatu yang dilarang. Kemudian apabila anak saya tetap melakukannya,sebagai contoh saya mengatakan apabila anak  saya memanjat jendela nanti dia akan jatuh dan sakit dan bisa membuat dia menangis. 
ketika hal tersebut terjadi, Karenanya saya tidak perlu menguras emosi dengan marah-marah padanya, karena dia sudah menerima konsekuensinya yaitu jatuh dan menangis. Biarpun pada akhirnya saya mendiamkannnya juga.
Sementara ketika di sekolah, saya memerankan posisi kontrol sebagai penghukum. Karena saya sering kali berhadapan dengan masalah-masalah yang diperbuat oleh murid di sekolah sebagaimana peran saya sebagai guru yang memantau murid di kelas  dalam mendisiplinkan murid Sayjugterpaksa melakukan kekerasan fisik seperti
menghukum mereka yang tidak mengerjakan PR  untuk membersihkan sampah di depan kelas, sementara untuk kekerasan verbal seperti
 “kamu-kamu aja yang bermasalah”, berapakali lagi kamu harus dihukum di minggu ini? “Nanti saya kembali, semuanya harus sudah bersihya!”.

 Saya senantiasmempercayai  bahwa hanya ada satcaragar disiplin bis
berjalan dengan baik dan berhasil, yaitu dengan cara saya. Dan saya meyakini bahwa perbuatan yang sepihak tersebut sering membuat murid saya sakit hati dan mendongkol.Saya memperlakukan anak dan murid saya dengan cara yang berbeda. Karena dari segi umur, saya tidak mungkin menghukum anak saya. Sementara kalau di sekolah saya berlaku sebagai penghukum karena
 di sekolah ada tata tertib peraturan 
sekolah yang harus dijalankan dimana di dalam tata tertib tersebut ada sanksi yang juga harus dijalankan agar menjadi contoh bagi teman yang lainnya. Kalau di rumah, saya hanya menerapkan konsekuensi 
untuk keponakan saya sendiri.

Setelamendapapelatihan inisaymemposisikan dirsaypadposiskontrol 
sebagamanajerUntubisa sampai 
ke sana, saya berusahberkolaborasi
 dengamuriuntuk mengerjakan sesuatbersama-sama termasuk membua
keyakinan kelas. Sayjugterus berusaha untuk memotivasi mereka dalam mempertanggung jawabkan perilakunya serta tetap
mendukung murid dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh murid itu sendiri. Maka dari itu, saya juga harus memiliki keterampilan sebagai teman dan juga sebagai seorang pemantau dengan demikian ,bisa jadi dalam waktu tertentu saya menjadi teman dan juga pantau atau keduanya jika diperlukadalawakt
yang bersamaan. Namun langkah terakhir yang tak boleh diabaikan adalah saya akan tetap mendoakan murid saya agar mereka menjadi generasi yang beriman dan berakhlak mulia, bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan juga orang lain serta berguna bagi sesama.

5 Posisi Kontrol

 
Restitusi 5 Posisi Kontrol
Berikut ini akan disampaikan suatu program disiplin positif yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane Gossen dengan pendekatan Restitusi, yang disebut dengan 5 Posisi Kontrol.
Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer. 
Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol ini. Dibagian bawahnya adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama: Adi yang terlambat hadir di sekolah
Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol ini. Dibagian bawahnya adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama: Adi yang terlambat hadir di sekolah 
1.Penghukum
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:

“Patuhi aturan saya, atau awas!”

“Kamu selalu saja salah!”

“Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”

Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.

Penghukum (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik):

“Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa datang tepat waktu?”

Tanyakan kepada diri Anda:

Bagaimana perasaan murid bila guru berbicara seperti itu pada saat muridnya datang terlambat? 

Hasil:

Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah kembali duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya. Lebih buruk lagi, sepulang sekolah, murid melihat motor atau mobil bapak/ibu guru dan akan menggores kendaraan tersebut dengan paku.
2.Pembuat Merasa Bersalah
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:

“Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu”

“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”

“Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”

Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.

Pembuat Merasa Bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat pada anak, lesu):

“Adi, kamu ini bagaimana ya? Kamu sudah berjanji dengan ibu tidak akan terlambat lagi. Kamu kenapa ya senang sekali mengecewakan Ibu. Ibu benar-benar kecewa sekali.”

Bagaimana perasaan murid bila ditegur seperti cara ini?

Hasil:

Murid akan merasa bersalah. Bersalah telah mengecewakan ibu atau bapak gurunya. Murid akan merasa menjadi orang yang gagal dan tidak sanggup membahagiakan orang lain. Kadangkala sikap seperti ini lebih berbahaya dari sikap penghukum, karena emosi akan tertanam rapat di dalam, murid menahan perasaan. Tidak seperti murid dalam dengan guru penghukum, di mana murid bisa menumpahkan amarahnya walaupun dengan cara negatif. Murid tertekan seperti inilah yang tiba-tiba bisa meletus amarahnya, dan bisa menyakiti diri sendiri atau orang lain.
3.Teman
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata:

“Ayo bantulah, demi bapak ya?”

“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”

“Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.

Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.

Teman (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada murid, mata dan senyum jenaka)

“Adi, ayolah, bagaimana sih kamu. Kemarin kamu sudah janji ke bapak bukan, kenapa terlambat lagi? (sambil tertawa ringan). Ya, sudah tidak apa-apa, duduk dulu sana. Nanti Pak Guru bantu. Kamu ini.” (sambil senyum-senyum).

Bagaimana perasaan murid dengan sikap guru seperti ini?

Hasil:

Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang positif, hanya saja di sisi negatif murid menjadi tergantung pada guru tersebut. Bila ada masalah, dia merasa bisa mengandalkan guru tersebut untuk membantunya. Akibat lain dari posisi teman, Adi hanya akan berbuat sesuatu bila yang menyuruh adalah guru tersebut, dan belum tentu berlaku yang sama dengan guru atau orang lain.
4.Pemantau
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:

“Peraturannya apa?”

“Apa yang telah kamu lakukan?”

“Sanksi atau konsekuensinya apa?”

Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.

Pemantau (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal):

Guru: “Adi, tahukah kamu jam berapa kita memulai?”

Adi:    “Tahu Pak!”

Guru: “Kamu terlambat 15 menit, apakah kamu sudah mengerti konsekuensi yang harus dilakukan bila terlambat?”

Adi:    “Paham Pak, saya harus tinggal kelas pada jam istirahat nanti dan mengerjakan tugas ketertinggalan saya.”

Guru: “Ya, benar, nanti pada saat jam istirahat kamu harus tinggal di kelas untuk menyelesaikan tugas yang tertinggal tadi. Saya tunggu”

Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?

Hasil:

Murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah satu peraturan sekolah. Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi marah atau membuat merasa berbuat salah.  Murid tetap dibuat tidak nyaman yaitu dengan harus tinggal kelas pada waktu jam istirahat dan mengerjakan tugas. Guru tetap harus memantau murid pada saat mengerjakan tugas di jam istirahat karena murid tidak bisa ditinggal seorang diri.
5.Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?

Pada posisi Manajer maka suara guru sebaiknya tulus. Tidak perlu marah, tidak perlu meninggikan suara, apalagi menunjuk-nunjuk jari ke murid, berkacak pinggang, atau bersikap seolah-olah menyesal, tampak sedih sekali akan perbuatan murid ataupun bersenda gurau menempatkan diri sebagai teman murid.

Fokus ada pada murid, bukan untuk membahagiakan guru atau orang tua. Murid sudah mengetahui adanya suatu masalah, dan sesuatu perlu terjadi. Bila guru mengambil posisi Pemantau, guru akan melihat apa konsekuensinya apa peraturannya? Namun pada posisi Manajer, guru akan mengembalikan tanggung jawab pada murid untuk mencari jalan keluar permasalahannya, tentu dengan bimbingan guru

Minggu, 24 September 2023

DWI MINGGUAN. Jilid 2 Jejak Kaki Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Tahun 2023

Dwi mingguan ke 2
JURNAL REFLEKSI  DWI MINGGUAN
VISI GURU PENGGERAK

As'salamualaikum Wr.Wbr
Salam Guru Penggerak !
Alhamdulilah puji syukur hingga hari ini  Allah masih memberikan kesehatan untuk melanjutkan Pembelajaran dari Modul 1.2
 Smoga apa yang saya dapati dari pembelajaran ini bisa membawa manfaat untuk diri saya dan untuk dunia pendidikan
Solawat serta salam kepada Junjungan Kita Nabi Muhammad S.a.w.Yang akan memberikan safa'atnya pada kita semua di Yaumul Hisab Aamiiin.
Saya akan menulis Refleksi Pada pengalaman saya melalui 4P

1.Fact ( Peristiwa)
Menceritakan pengalaman dalam mengikuti dan mengerjakan LMS
1 September 2023
 1.2.a.1
Nilai Guru Penggerak
Dokumen Model Kompetensi Kepemimpinan Sekolah hasil uji Publik
1.2.a.2
Disini saya mulai membaca dan memahami Modul
• Apa saja yang harus di capai  dan dilakukan sebagai guru penggerak

Capaian Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru penggerak yang mampu:

memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (choice theory)
memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik
memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial mempengaruhi bagaimana nilai-nilai tumbuh dalam diri seseorang
memahami bagaimana nilai-nilai Guru Penggerak dapat menguatkan peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah
mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak
2 September 2023
1.2.a.3 Melalui Alur Merdeka
Mulai dari diri sendiri Saya membuat Trapesium Usia Berupa gambaran perjalanan hidup saya
(lihat pada link dibawah)

https://youtu.be/Vvdc0V-NZCg?si=E9nr5QAgUOSuX3J2

3-5 September 2023
1.2.a.4 Forum Diskusi Eksplorasi Konsep
Saling berbagi pengalaman di sekolah dan memaparkan kegiatan di sekolah 
Kegiatan yang saya sampaikan pada Forum diskusi ini :
Pengalaman Inovasi yang saya Lakukan
1.Membantu murid-murid secara spontan  memberikan motivasi dan dorongan untuk Bangga  menampilkan permainan tradisional secara berkelompok dan kerja sama saat pramuka
2.Mengundang Narasumber merubah sampah menjadi karya indah
Semua anak membawa sampah bekas di rumah dan dijadikan hiasan.
3.Saya juga memfasilitas murid dIkelas 5 dengan Media IT dan membiarkan anak memilih cara terbaik untuk menunjukkan bakatnya
2.Kegiatan di sekolah
1.Melatih Petugas Upacara
2.Melatih pramuka
3.Pengajian
4.Bersedekah
5.Membawa wadah makan dari rumah
6.pelatihan lomba FLS2N
7.Kegiatan BTQ
8.Assesmen Nasional Berbasis Komputer ( ANBK)
9.Carnaval HUT RI,Memperingati hari ibu kita Kartini Dan hari santri
10.Market Day

6 sd 12 September 2023
1.2.a.5 Kolaborasi bersama
Bapak dan Ibu guru Hebat tentang Nilai dan peran guru penggerak dalam kegiatan Sekolah
(lihat link di bawah)

https://youtu.be/F_HqW3HqKQ4?feature=shared
12 September
Mengunggah Tugas 1.2.a.6.Demontrasi Kontekstual dan Membuat gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan.
(klik Link di bawah)

https://youtu.be/l9l2Tvm-eyw?si=cM97aga1EN4lyuQz

1.2.a.7
 12.September 2023
Menbuhkan percayadiri pada Nilai dan peran guru penggerak

Web meeting Elaborasi Pemahaman dengan Instruktur
Nama Instruktur : PUJI ASTUTI
Hari, Tanggal : Selasa, 12 September  2023
Link     : 
Waktu  : Sesi 1 (13.00 s.d. 14.30 )

1.2.a.8 12 September 2023
Saya mulai menyelesaikan Koneksi Antari Materi dan melihat hasil teman-teman yang sangat luar biasa
( link Koneksi Antar materi)
https://youtu.be/Vzs9eJ7Tvrs?si=sjoK616Ew6k3G34p

1.2.a.9  Pada Jurnal  tanggal 20 September saya mencoba membuat aksi nyata dari hasil belajar saya di Modul 1.1 dan 1.2
(link Aksi Nyata Saya )

https://youtu.be/yhNGuH5oIQA?feature=shared

2.Feeling ( Perasaan)
Perasaan saya saat mengerjakan LMS dan mengikuti kegiatan
Alhamdulilah saya sangat bahagia dan Bangga diberikan kesempatan Belajar,dan memahami peran saya sebagai guru penggerak dan bisa banyak belajar dari orang orang Hebat Nara sumber,fasilitator,Pp dan semua sahabat guru penggerak angkatan 9
Dan di Lokakarya 1 tanggal 16 Agustus 2023 untuk pertama kali kami bertemu dan Mashallah sungguh mereka yang terpilih Allah dalam seleksi CGP ini bukanlah orang-orang sembarangan.Saya sempat Insucure bertemu mereka,tapi mereka adalah orang yan hebat "Seperti Padi makin berisi makin merunduk." Trimakasih semua.Smoga Allah membantu kita selalu di dalam kebaikan dan mudahkan perjuangan kita.(Saya tidak sendiri)
(link Lokakarya 2 )

https://youtu.be/sATkTc9gbHc?si=57Wz0w7prLzF7YMf

3.Findings (Pembelajaran)
Pelajaran yang saya dapatkan pada Modul ini
Pembelajaran Yang Saya Dapati  
1.Memahami Peran saya sebagai guru penggerak dan menyadarkan saya untuk terus bergerak.
2.Mengerti Nilai-Nilai Guru Penggerak
3. Pentingnya merubah strategi mengajar Berpusat pada murid dan terus menularkan pada rekan kerja di sekolah.melakulan perubahan Nyata
4.Pentingnya berkolaborasi dengan Kepsek,rekan guru di sekolah,murid,sticholder lainya untuk sampai pada tujuan Pendidikan

4.Future ( Penerapan)
Apa aksi atau tindakan yang saya lakukan setelah pembelajaran ini
Saya mulai mencari ide ,membaca .mendengar dan bertanya untuk mendapatkan ide perubahan di kelas agar anak anak dapat belajar lebih nyaman dan bahagia

26 September 2023
Elaborasi Pemahaman Modul 1.3 
Prakarsa Perubahan Diri











Terimakasih semua semoga bermanfaat

Jumat, 01 September 2023

DWI MINGGUAN (Jilid 1 Jejak Kaki Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Tahun 2023)

As'salamualaikum,Wr.Wbr
Salam Guru Pengerak!

Apakabar Ibu Bapak Guru yang Bahagia
Bismillahirrohmanirrohim...
Alhmdulilah syukur yang tiada terkira ,atas segala nikmat yang Allah,S.W.T berikan meski tak meminta,segala nikmat hidup Allah berikan.
Solawat serta salam tak luput kita sanjungkan kepada Sayyidina Muhammad
Saw .Yang telah mengangkat drajat kita menjadi umatnya di akhir Zaman dan smoga Kita semua kelak mendapatkan safaatnya di padang Masyar Amiiin

Disini saya akan mencoba menyimpan simpulan perjalan awal saya menjadi CGP
Harapan saya ,akan banyak para Sahabat guru termotivasi untuk terus "Bergerak" melakukan perubahan dalam dunia pendidikan ini.

Dimana Alur perjalan sejarah pendidikan terus berubah mengikuti Roda Zamannya.
Seorang Pendidik khususnya tak bisa menolak perubahan Zaman.

Jika guru tidak mampu mengendalikan setiap perubahan yang ada.Bagaimana bisa mengikuti lari kaki pemikiran sang murid yang pasti akan lebih cepat paham tentang zamannya.

Guru harus lebih paham,karena gurulah yang akan mendampingi dan menuntun anak-anak agar tak salah dalam berpikir,sikap dan prilaku

Meski awalnya saya tak ingin sibuk dengan menjadi guru penggerak.Yang pasti akan banyak menyita waktu.Baik di sekolah dan di rumah.

Tapi saya berubah pikiran,Rasa penasaran dan ingin lebih tahu tentang apa itu guru penggerak ,Dimana saya melihat guru-guru kebanyakan menolak kawatir tidak mampu mengikutinya,Tapi ini buat saya penasaran dan terima  tantangan baru.

Saya memang berada di dalam titik Nadir menjadi guru.Saya tidak mau melibatkan sesuatu yang terlalu berambisi sehingga menghalalkan segala cara yang selalu saya saksikan itu.Sehingga saya lebih memilih fokus di kelas dan memgajar.Tanpa perlu mikirkan hal-hal yang rumit

Alhamdulilah hati saya akhirnya tergerak.Apa yang saya harus dikawatirkan selama ada dijalan yang benar dan niat yang sama ingin menjadi lebih baik sebagai seorang guru.

Ada di Zona nyaman tak selamanya nyaman.Diam tak berbuat apapun untuk diri dan anak anak bukan hal yang menenangkan

Dengan keluar dari Zona nyaman saya yakin akan menemukan banyak hal yang bisa dipelajari.

Akhirnya , bergegaslah saya mendaftarkan diri mengikuti CGP,Pendaftaran CGP besok pagi sudah ditutup,Mau tak mau saya lengkapi dan isi semua dari persyaratan dan mengisi Essay semua pertanyaan pada link CGP hingga jam 11 malam.

Pasrah dengan hasil sampai akhirnya sebulan kemudian.Saya lolos mengikuti tes selanjutnya praktek mengajar dan wawancara.

Dan semua saya jalani dengan keyakinan Allahlah yang memilih saya untuk ada disini.Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9.
Terharu dan malu sekali lagi Allah selalu saja memberikan kemudahan pada jalan kebaikan.Allah juga penghibur segala sedih ketika terpuruk dan dilema memjadi guru.

16 Agustus 2023 
Pembukaan PGP Angkatan 9
Alhmdulilah Sa'at ditunggu-tunggu datang. akhirnya tibalah Acara Pembukaan CGP
Angkatan 9 .
https://youtu.be/88-vWPUGWlo?si=rGfPzh73Wg1P-lcD

17-18 Agustus pre-tes Paket Modul 1
Mengerjakan tes Awal pengenalan Konsep Pendidikan 
19-20 Agustus  
Lokakarya Orientasi
Perkenalan CGP Angkatan 9 dengam Fasilitator,PP
21 Aguatus 
Eksplorasi Konsep KHD Mulai dari Diri
Membuat Pdf dan Vidio Awal 3menit
Pengenalan Konsep Pendidikan Merdeka Belajar dari Diri sendiri
https://youtu.be/BDtKb8rW70s?si=BP_kI8oQx-4B4PVy
22.Agustus 
Eksplorasi Konsep -Forum Diskusi
Pengenalan Cgp Angkatan 9 dengan Fasilitator 
Membahas tujuan Belajar
Teknisi kerja dalam kelas atau kelompok belajar
 membuat kesepakatan Kelas dan pemilihan pengurus kelas

23.Agustus 
Ruang Kolaborasi
Kelas Kami dibagi 3 kelompok 
[23/8 15:17] AZHARI BASIDfasilitator: Bapak ibu CGP silahkan isi list dibawah dengan nama lengkap :

Untuk kelompok diskusi nanti malam kita bagi 3 kelompok ya bapak ibu...


Kelompok 1 ; di Main room
1.Reny Retawaty
2. Siti Nurhadayah
3. Priyo Wasis Wibowo
4. Heriyanto 

Kelompok 2 :  Bor 1
5. Safrizal
6. Dini farida umi yati
7. Cindy Agnesthia.P
8.Heni Suheni

Kelompok  3 : Bor 2
9.Neneng Zahrotunaqiyah
10. Juriadi
11. Hadijah
12. Rokhani

Noted :
Rukol  1 di mulai
19.00 s.d 21.20

Masuk ruang virtual
18.45 bapak ibu💪 silahkan dibaca 'dan d persiapkan
 Rokhani: Ketua : Pak Rizal
Bendahara :  Bu neneng
Sekretaris :  pak Heri

Gimana kawan²? 🙏😁
Kelompok kami, mengangkat permainan tradisional kultur budaya lokal untuk menebalkan laku Budipekerti anak dengan cara bahagia yaitu bermain
Karena dengan bermain anak mampu menjalin rasa kasih sayang,saling tolong menolong dan saling menghormati

24  Agustus
Ruang Kolaborasi
Hari kedua persentasi hasil Kolaborasi setiap kelopok ditampilkan
Di bawah ini hasil karya kelompok 3 kami

https://youtu.be/3PsCWYkAf50?si=FhXYcSx1dRRJdXvx
25- 28.Agustus 
Demo Kontekstual
CGP Menyelesaaikan tugas 1.1.a.6
Demontrasi Kontekstual Pemikiran Yang Berpusat Pada Murid.
Ini hasil dari Tugasku😊
https://youtu.be/cG7YpD3rkng?feature=shared
Jangan lupa di Subcribe dan like ya
28 Agustus 
Pengenalan LMS
29 Agustus 
Pengenalan LMS

Jejak Rekam materi

https://us06web.zoom.us/rec/share/_jZF9QPv6sImiiYMan6lAPE7k-caHWWgKEh4iYZID7i2N7RTA1QTD2xthG3CkoUh.BSkmXDHJ8Cwsi0fx 
Kode Sandi: 0Z7=igX*
31 Agustus
Alhamdulilah Pembelajaran Modul 1.1 Selesai





Senin, 14 Agustus 2023

Bahagia itu Sederhana KEBAHAGIAAN MANA YANG KAU INGINKAN

Di sisi lain, mereka tak pernah puas untuk terus menambah pundi-pundi kekayaan mereka, bahkan "andaikan mereka memiliki dua gunung harta niscaya mereka mengharapkan yang ketiganya, hingga tak ada yang memuaskan perut mereka kecuali tanah (kematian)". (HR Bukhari). Dan, mereka tak akan rela untuk kehilangan sepeser pun darinya, bahkan andai kata mereka menguasai pundi-pundi kekayaan milik Allah (QS 17: 100).

Dalam beribadah, mereka menjadikan materi sebagai tolok ukur. Apabila mereka mendapat kebaikan dalam bentuk materi mereka merasa ibadah mereka bermanfaat, namun jika sebaliknya mereka merasa ibadah mereka sia-sia (QS 22: 11).

Sebagian di antara mereka juga ada yang menghitung-hitung secara matematis infaknya yang berlipat ganda dan berharap kekayaan beranak pinak. Mereka salah memahami bahwa janji Allah itu untuk melipatgandakan kebaikan yang mereka dapatkan (QS 9: 121) dan bukan mengalikan angka nominal yang mereka sumbangkan. Dampaknya, pada saat mereka tidak segera mendapatkan kekayaan,  mereka protes pada Allah dan berputus asa dari rahmat-Nya. Naudzubillah.

 "Sesungguhnya Kami telah menunjukkan padanya (manusia) jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."(QS 76: 3). Wallahu a'lam.

GURU bAHAGIA

TERIMAKSIH LUKA

Hai, lelaki yang pernah kupercaya...   Kau, yang menabur janji bak benih di tanah subur hatiku,   Namun setiap musim hanya tumbuh duri—tajam...