CatatanHadijahrachman

Selasa, 21 Januari 2025

TERIMAKSIH LUKA

Hai, lelaki yang pernah kupercaya...  
Kau, yang menabur janji bak benih di tanah subur hatiku,  
Namun setiap musim hanya tumbuh duri—tajam, menusuk, tak berbuah kasih.  

Dua tahun sudah, aku menghitung pecahan mimpi di lantai yang kau retakkan,  
Memungut kepingan harapan yang kau hancurkan dengan tanganmu sendiri.  
Dulu, aku yang kau tinggalkan sepi meski ada,  
Berdiri di sampingmu, tapi merasa tak lebih dari bayang.  
Kini anak-anak kita, buah cinta yang tak pernah kau lindungi,  
Kau biarkan tenggelam dalam ketakutan, tanpa pelukan seorang ayah.  

Hai, lelaki yang lupa bersyukur...  
Betapa tak ternilai kesempatan yang kau buang.  
Menjadi suami yang kucintai, ayah yang mereka banggakan,  
Tapi kau memilih jalan yang merenggut senyum mereka,  
Menggores luka yang dalam, di hati yang mestinya kau jaga.  

Cukup sudah aku berdiam dalam racun harapan,  
Cukup sudah aku memintal sabar dari benang-benang dustamu.  
Janji-janji manismu, kini tak lebih dari racauan angin,  
Dan aku tak lagi menanti apapun darimu.  

Terima kasih—  
Untuk luka yang menjadikanku kuat,  
Untuk abaian yang mengajariku mandiri,  
Untuk pengkhianatan yang membakar jiwaku menjadi api keberanian.  

Aku berdiri hari ini, bukan karena cintamu—  
Tapi karena aku memilih untuk bangkit,  
Menjadi perempuan yang utuh tanpa sandaran,  
Dan ibu yang mencintai tanpa batas, meski kau tak pernah mampu.  

Jadi pergilah, lelaki yang tak pernah amanah...  
Bawalah segala kehampaan yang kau ciptakan,  
Karena aku telah selesai berjuang untuk sesuatu yang tak pernah hidup di tanganmu.  

-----------

Sabtu, 11 Januari 2025

Mutasi Guru ke Kepsek

   Entah mengapa malam ini aku merasakan kesedihan yang begitu dalam, kesedihan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sebentar lagi aku harus meninggalkan SDN B'R5, tempat aku mengabdikan diri sejak November 1997. Perjalanan panjang ini dimulai sebagai tenaga honor daerah, lalu menjadi sukarelawan, kemudian kembali menjadi honor daerah, hingga akhirnya diangkat menjadi guru pada tahun 2008.

Dengan berbagai pertimbangan, aku memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan. Jarak antara tempat tinggal dan sekolah yang mencapai 31 hingga 36 kilometer terlalu jauh dan melelahkan, terutama bagi seorang perempuan. Keputusan ini memang berat bagi anak-anakku, tetapi mereka merelakannya demi keselamatanku. Aku membawa anak bungsu bersamaku, sementara kedua anakku yang lain tetap tinggal di rumah. Semoga Allah selalu menjaga mereka dalam setiap langkah.
Tentu saja, kebersamaan kami menjadi terbatas, dan ini mengurangi kebahagiaanku. Namun, aku yakin Allah akan meridhai pilihan ini. Aku berharap segala perjalananku diringankan, segala kebaikan dilancarkan, dan aku dijauhkan dari segala perbuatan yang buruk. Semoga Allah menjaga keluargaku dan memberikan jalan terbaik bagi kami.

Walaupun hubunganku dengan S' sedang tidak baik-baik saja, aku berharap ada solusi terbaik untuk kami berdua. Dengan hati yang penuh keikhlasan, aku menerima takdir Allah. Setiap hari aku beristighfar memohon ampunan-Nya. Aku memohon agar anak-anakku menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, sukses dunia dan akhirat, berbakti kepada kedua orang tua, serta dipertemukan dengan jodoh yang baik.

Namun, ada kekhawatiran yang membebani pikiranku. Penempatan tugas baru dari Dinas Pendidikan K’T' membuatku terkejut. Lebih mengejutkan lagi, aku diminta membayar uang sebesar dua setengah juta rupiah, yang aku tolak. Aku khawatir keputusan ini akan menghambat pekerjaanku, terutama terkait integritas, uji kompetensi, dan kenaikan jabatan. Sayangnya, praktik seperti ini masih terjadi, meski aku berpegang teguh pada prinsip untuk menolaknya.

Aku sadar risikonya besar, tetapi aku percaya sepenuhnya kepada Allah. Hanya Dia tempatku bersandar. Aku yakin Allah akan membantuku menjalani segala tantangan ini, karena Dialah Pemilik segala kekuasaan. Dengan keyakinan itu, aku akan terus melangkah dan menyelesaikan tugasku, apa pun yang terjadi.


Senin, 06 Januari 2025

Ayah

Lelaki pertama yang dicintai seorang wanita,  
Adalah ayahnya sendiri, cinta yang tak tergantikan.  
Ia hadir bukan sekadar pelindung,  
Namun motivator yang membangun kekuatan.  

Dari ayah, ia belajar arti kasih yang tulus,  
Bagaimana melangkah tanpa rasa takut.  
Senyumnya adalah semangat,  
Nasihatnya adalah arah yang tak pernah salah.  

Ayah adalah idola tanpa cela,  
Figur yang menjadi standar cinta dalam hidupnya.  
Darinya, ia paham bagaimana dunia,  
Dan bagaimana hati seorang lelaki seharusnya.  

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI 1000X ZINA

     Seorang wanita dari Bani Israil pernah datang kepada Nabi Musa AS dan berkata, “Wahai Nabi Allah, aku telah melakukan dosa yang besar, aku telah bertobat kepada Allah SWT. Maka, mohonkanlah kepada Allah agar Dia mengampuni dosa dan menerima tobatku!” Nabi Musa penasaran dengan dosa besar yang telah dilakukan wanita itu. “Wahai perempuan, apa dosa yang engkau maksud itu?” Perempuan menjawab, “Aku berzina dan melahirkan anak. Setelah lahir anak itu langsung aku bunuh.” Nabi Musa tidak habis pikir dengan perilaku perempuan itu. “Keluarlah, wahai orang yang bejat (fajirah), supaya tidak turun api dari langit yang dapat membakar kami semua akibat perilakumu!” Mendapat respon tersebut, si perempuan pun keluar dengan hati tersayat-sayat. Tak selang lama, Malaikat Jibril turun dan memperingatkan Nabi Musa, “Wahai Musa, Tuhan Yang Maha Luhur titip pesan. ‘Apa gerangan engkau mengusir wanita yang bertobat tadi?’ Tahukah engkau keburukan yang lebih parah dari yang dilakukan perempuan itu?’” “Perbuatan siapa yang lebih parah dari permpuan tadi?” Tanya Nabi Musa. “Perbuatan orang meninggalkan shalat dengan sengaja,” jawab Jibril. Cerita tersebut memperingatkan dan menegaskan akan kedudukan shalat bagi umat Islam. Sudah jamak kita dengar hadits: “shalat ialah tiang agama. Barangsiapa menegakkan shalat sama dengan meneguhkan agama, dan barangsiapa meninggalkan shalat sama dengan merobohkan agama itu sendiri”. Selain itu, tidak pantas bagi siapa pun memutus harapan seseorang yang memiliki niat berubah menuju lebih baik. Sebab, kasih sayang dan pengampunan Allah melebihi keburukan-keburukan manusia.


Senin, 23 September 2024

Senin,23 September 2024


Upacara pertama di SDN GANGSA
"CINTA"
Akhlak manusia  berpusat pada hatinya
Hati manusia yang baik adalah hati yang selalu memberikan keselamatan.dimana kita memberikan kenyamanan bahkan mampu memberikan manfaat pada manusia lainnya.
Ketika hati kita selamat,maka apapun di hidup kita,adalah indah.
Cinta perlu pembuktian
Bukan sekedar kata  saja
Begitupun nabi Muhammad Saw
Membuktikan cintanya pada Allah SWT dan umatnya  hingga akhir hayatnya

GURU bAHAGIA

TERIMAKSIH LUKA

Hai, lelaki yang pernah kupercaya...   Kau, yang menabur janji bak benih di tanah subur hatiku,   Namun setiap musim hanya tumbuh duri—tajam...